Labels

Cukuplah Allah ( Ust.yusuf mansyur)

"dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu panggil, kecuali Dia..." (QS Al-Isra: 67)
Biasakan hanya mencari Allah. biasakan hanya bersandar kepada Allah. biasakan hany aperlu dan memohon kepada Allah SWT.
Menjelang tahun 2000, saya mendatangi teman yang tinggal di bogor. sekitar 14 jam perjalanan bolak-balik dari ketapang ke bogor dan dari bogor ke ketapan.
saat itu tidak ada kendaraan pribadi. niat saya hanya satu, mau pinjam uang dengan kawan saya ini sebesar Rp 30 juta.
sesampainya disana, Allah mengajarkan saya melalui pemandangan yang sedang saya lihat. toko yang sekaligus menjadi rumah kawan saya ini sedang dalam proses sita. saya yang datang ingin meminjam, menjadi tertegun. ternyata dia mendapat masalah. saya yang dalam keadaan serbasalah, sempat ditanya olehnya, "makasih ya suf, mau datang. yah, beginilah hidup. ngomong-ngomong, ada perlu apa nih?" ujarnya.
saya jawab sambil berusaha senyum. "he he, mau pinjam tadinya..." kata saya. spontan, diapun langsung bertanya, "berapa?" kata dia. dan saya pun langsung menjawab ingin meminjam sebesar Rp 30 juta. mendengar jawaban saya, diapun langsung tertawa seraya berkat,"sama suf. saya juga butuh segitu," jawabnya.
pelajaran yang berharga buat saya. jika mendatangi orang, ya kaya gitu deh. bisa membantu pun belum tentu sesungguhnya bisa membantu. hanya Allah semata yang kalau kita datangi, Dia yang tak punya masalah, Dia nggak punya bebad, Dia nggak punya kesulitan, dan Dia selalu menerima tanpa bosan, tanpa menggerutu, tanpa mengeluh ketika seringnya kita datang.
hanya dia, yang jika dia menyapa ita dengan ujian dariNya. lalu dia ingin mendengaar rintihan kita Allah ingin mendengar doa kita. rintihan dan doa dari seorang yang mengetahui bahwa Dia pasti bisa membantu dan tidak ada Tuhan yang disandarkan lagi seluruh persoalan kecuali kepadaNya.
pengalaman berharga menjelang tahun 2000 itu, membuat saya berpikir sesal namun senang, mengapa saya datang jauh-jauh kepada manusia? tapi saya tidak menyesal. saya jadi tahu, memang saya salah datang. saya datang kepada manusia yang pastinya sama-sama punya masalah, punya kebutuhan dan keperluan.
Alhamdulillah, Allah yang Maha memberi hikmah. sejak saat itu saya memosisikan diri seperti orang yang sedang terkena bada di tengah lautan, langsung memanggil dan memohon kepada Allah dan hanya Allah sebab, memang tiada yang lain.
untuk itu, wahai saudaraku, segeralah temui Allah. Allah ada di masjid, segerlah ke masjid. shalat berjamaah tepat waktu. kembali lagi baca al-quran, keluarkan sedekah di saat sulit atau sedang lapang, dan cintai ibadah-ibadah sunnah. terima seluruh kesulitan dan kesusahan dengan penuh keikhlasan dan rida (mengharap) hanya kepadaNya.

Download buku langka

"Raden Sarif Bastaman Saleh, lahir di sekitar
tahun 1810 di Semarang dan meninggal
tahun 1880 di Bogor Pelukis termasyur ini di-
anggap sebagai anggota Tarekat Mason orang
Indonesia yang pertama. Pendidikannya di-
peroleh di Eropa tetapi kebanyakan hidupnya
ia berkarya di Indonesia. Ia boleh dianggap
sebagai pembangun jembatan antara dua
kebudayaan."
link download  Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia.
karya Dr. Th. Stevens

Kultwit #Write @salimafillah


1. Menulis adalah mengikat ilmu & pemahaman. Akal kita sebagai kurniaNya, begitu agung dayanya menampung sedemikian banyak data-data. #Write

2. Tapi kita kadang sulit memanggil apa nan telah tersimpan lama; ilmu dahulu itu berkeliaran & bersembunyi di jalur rumit otak kita. #Write

3. Maka menulis adalah menyusun kata kunci tuk buka khazanah akal; sekata tuk sealinea, sekalimat tuk se-bab, separagraf tuk sekitab. #Write

4. Demikianlah kita fahami kalimat indah Asy Syafi'i; ilmu adalah binatang buruan, & pena yang menuliskan adalah tali pengikatnya. #Write

5. Menulis juga jalan merekam jejak pemahaman; kita lalui usia dengan memohon ditambah ilmu & dikaruniai pengertian; adakah kemajuan? #Write

6. Itu bisa kita tahu jika kita rekam sang ilmu dalam lembaran; kita bisa melihat perkembangannya hari demi hari, bulan demi bulan. #Write

7. Jika tulisan kita 3 bulan lalu telah bisa kita tertawai; maka terbaca adanya kemajuan. Jika masih terkagum juga; itu menyedihkan. #Write

8. Lebih lanjut; menulis adalah mengujikan pemahaman kepada khalayak; yang dari berbagai sisi bisa memberi penyeksamaan & penilaian. #Write

9. Kita memang membaca buku, menyimak kajian, hadir dalam seminar & sarasehan; tapi kebenaran pemahaman kita belum tentu terjaminkan. #Write

10. Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan. #Write

11. Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas tambahan pengertian; kian bening, kian luas, kian dalam, kian tajam. #Write

12. Agungnya lagi; sang penulis merentangkan ilmunya melampaui batas-batas waktu & ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang jarak. #Write

13. Adagium Latin itu tak terlalu salah; Verba Volant, Scripta Manent. Yang terucap kan lenyap tak berjejak, yang tertulis mengabadi. #Write

14. Tapi bagi kita, makna keabadian karya bukan hanya soal masyhurnya nama; ia tentang pewarisan nilai; kemaslahatan atau kerusakan. #Write

15. Andaikan benar bahwa Il Principe yang dipersembahkan Niccolo Machiavelli pada Cesare de Borgia itu jadi kawan tidur para tiran... #Write

16. ..seperti terisyu tentang Napoleon, Hitler, & Stalin; akankah dia bertanggungjawab atas berbagai kezhaliman nan terilham bukunya? #Write

17. Sebab bukan hanya pahala yang bersifat 'jariyah'; melainkan ada juga dosa yang terus mengalir. Menjadi penulis adalah pertaruhan. #Write

18. Mungkin tak separah Il Principe; tapi tiap kata yang mengalir dari jemari ini juga berpeluang menjadi keburukan berrantai-rantai. #Write

19. Dan bahagialah bakda pengingat; huruf bisa menjelma dzarrah kebajikan; percikan ilhamnya tak putus mencahaya sampai kiamat tiba. #Write

20. Lalu terkejutlah para penulis kebenaran, kelak ketika catatan amal diserahkan, "Ya Rabbi, bagaimana bisa pahalaku sebanyak ini?" #Write

21. Moga kelak dijawabNya, "Ya, amalmu sedikit, dosamu berbukit; tapi inilah pahala tak putus dari ilham kebajikan nan kau tebarkan." #Write

22. Tulisan sahih & mushlih; jadi jaring yang melintas segala batas; menjerat pahala orang terilham tanpa mengurangi si bersangkutan. #Write

23. Menulis juga bagian dari tugas iman; sebab makhluq pertama ialah pena, ilmu pertama ialah bahasa, & ayat pertama berbunyi "Baca!" #Write

24. Tersebut di HR Ahmad & ditegaskan Ibn Taimiyah dalam Fatawa, "Makhluq pertama yang diciptaNya ialah pena, lalu Dia berfirman... #Write

25. .."Tulislah!" Tanya Pena; "Apa yang kutulis, Rabbi?" Kata Allah; "Tulis segala ketentuan yang Kutakdirkan bagi semua makhluqKu." #Write

26. Adapun ilmu yang diajarkan pada Adam & membuatnya unggul atas malaikat nan lalu bersujud adalah bahasa; kosa kata. (QS 2: 31) #Write

27. Dan "Baca!"; wahyu pertama. Bangsa Arab nan mengukur kecerdasan dari kuatnya hafalan hingga memandang rendah tulis-baca

28. ..menulis -kata mereka- ialah alat bantu bagi yang hafalannya di bawah rata-rata>, tiba-tiba meloncat ke ufuk, jadi guru semesta. #Write

29. Muhammad hadir bukan dengan mu'jizat yang membelalakkan; dia datang dengan kata-kata yang menukik-menghunjam, disebut 'Bacaan'. #Write

30. Maka Islam menjelma peradaban Ilmiah, dengan pena sebagai pilarnya; wawasan tertebar mengantar kemaslahatan ke seantero dunia. #Write

31. Semoga Allah berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari kita; sungguh, buku dapat menggugah jiwa manusia & mengubah dunia. #Write

32. Bagaimana sebuah tulisan bisa mengilhami; tak tersia, tak jadi tragika, & tak menjatuhkan penulisnya dalam gelimang kemalangan? #Write

33. Saya mencermati setidaknya ada 3 kekuatan yang harus dimiliki seorang penulis menggugah; Daya Ketuk, Daya Isi, & Daya Memahamkan. #Write

34. Daya Ketuk ini paling berat dibahas; yang mericau ini pun masih jauh & terus belajar. Ia masalah hati; terkait niat & keikhlasan. #Write

35. Pertama, marilah jawab ini: 1} Mengapa saya harus menulis? 2} Mengapa ia harus ditulis? 3} Mengapa harus saya yang menuliskannya? #Write

36. Seberapa kuat makna jawaban kita atas ke-3 tanya ini, menentukan seberapa besar daya tahan kita melewati aneka tantangan menulis. #Write

37. Alasan kuat tentang diri, tema, & akibat dunia-akhirat jika tak ditulis; akan menggairahkan, menggerakkan, membakar, menekunkan. #Write

38. Keterlibatan hati & jiwa dengan niat menyala itulah yang mengantarkan tulisan ke hati pembaca; mengetuk, menyentuh, menggerakkan. #Write

39. Tetapi; tak cukup hanya hati bergairah & semangat menyala saja jika yang kita kehendaki adalah keinsyafan suci di hati pembaca. #Write

40. Menulis memerlukan kata yang agung & berat itu; IKHLAS. Kemurnian. Harap & takut hanya padaNya. Cinta kebenaran di atas segala. #Write

41. Allah gambarkan keikhlasan sejati bagai susu; terancam darah & kotoran, tapi terupayakan; murni, bergizi, memberi tenaga suci... #Write

42. ...dan mudah diasup, nyaman ditelan, lancar dicerna oleh peminum-peminumnya, menjadi daya untuk bertaat & bertaqwa (QS 16: 66). #Write

43. Maka menjadi penulis yang ikhlas sungguh payah & tak mudah; ada goda kotoran & darah; kekayaan & kemasyhuran, riya' & sum'ah. #Write

44. Jika ia berhasil dilampaui; jadilah tulisan, ucapan & perbuatan sang penulis bergizi, memberi arti, mudah dicerna jadi amal suci. #Write

45. Sebaliknya; penulis tak ikhlas itu; tulisannya bagai susu dicampur kotoran & darah, racun & limbah; lalu disajikan pada pembaca. #Write

46. Ya Rabbi; ampuni bengkoknya niat di hati, ampuni bocornya syahwat itu & ini, di tiap kali kami gerakkan jemari menulis & berbagi. #Write

47. Sebab susu tak murni, tulisan tak ikhlas, memungkinkan 2 hal: a) pembaca muak, mual, & muntah bahkan saat baru mengamati awalnya. #Write

48. Atau lebih parah: b) pembaca begitu rakus melahap tulisan kita; tapi yang tumbuh di jiwanya justru penyakit-penyakit berbahaya. #Write

49. Menulis berkeikhlasan, menabur benih kemurnian; agar Allah tumbuhkan di hati pembaca pohon ketaqwaan. Itulah daya ketuk sejati. #Write

50. Daya sentuh, daya ketuk, daya sapa di hati pembaca; bukan didapat dari wudhu' & shalat yang dilakukan semata niat menoreh kata... #Write

51. ...Ia ada ketika kegiatan menghubungkan diri dengan Dzat Maha Perkasa, semuanya; bukan rekayasa, tapi telah menyatu dengan jiwa.. #Write

52. ...lalu menulis itu sekedar 1 dari berbagai pancaran cahaya yang kemilau dari jiwanya; menggenapi semua keshalihan nan mengemuka. #Write

53. Setelah Daya Ketuk, penulis harus ber-Daya Isi. Mengetuk tanpa mengisi membuat pembaca ternganga, tapi lalu bingung berbuat apa. #Write

54. Daya Ketuk membuat pembaca terinsyaf & tergugah; tapi jika isi yang kemudian dilahap cacat, timpang, rusak; jadilah masalah baru. #Write

55. Daya Isi adalah soal ilmu. Mahfuzhat Arab itu sungguh benar; "Faqidusy Syai', Laa Yu'thi: yang tak punya, takkan bisa memberi." #Write

56. Menjadi penulis adalah menempuh jalan ilmu & berbagi; membaca ayat-ayat tertulis; menjala hikmah-hikmah tertebar. Tanpa henti. #Write

57. Ia menyimak apa yang difirmankan Tuhannya, mencermati yang memancar dari hidup RasulNya; & membawakan makna ke alam tinggalnya. #Write

58. Dia fahami ilmu tanpa mendikotomi; tapi tetap tahu di mana menempatkan yang mutlak terhadap yang nisbi; mencerahkan akal & hati. #Write

59. Penulis sejati memiliki rujukan yang kuat, tetapi bukan tukang kutip. Segala yang disajikan telah melalui proses internalisasi. #Write

60. Penulis sejati kokoh berdalil bukan hanya atas yang tampak pada teks; tapi disertai kefahaman latar belakang & kedalaman tafsir. #Write

61. Dengan proses internalisasi; semua data & telaah yang disajikan jadi matang & lezat dikunyah; pembacanya mengasup ramuan bergizi. #Write

62. Sebab konon 'tak ada yang baru di bawah matahari'; tugas penulis sebenarnya memang cuma meramu hal-hal lama agar segar kembali. #Write

63. Atau mengungkap hal-hal yang sudah ada, tapi belum luas dikenali. Diperlukan ketekunan untuk melihat 1 masalah dari banyak sisi. #Write

64. Atau mengingatkan kembali hal-hal yang sesungguhnya telah luas difahami; agar jiwa-jiwa yang baik tergerak kuat untuk bertindak. #Write

65. Maka dia suka menghubungkan titik temu aneka ilmu, penuh pemaknaan segar & baru, dengan tetap berpegang kaidah sahih & tertentu. #Write

66. Dia hubungkan makna nan kaya; fikih & tarikh; dalil & kisah; teks & konteks; fakta & sastra; penelitian ilmiah & rasa insaniyah. #Write

67. Dia menularkan jalan ilmu untuk tak henti menggali; tulisannya tak membuat orang mengangguk berdiam diri; tapi kian haus mencari. #Write

68. Ia bawakan pemaknaan penuh warna; beda bagi tiap pembaca; beda bagi pembaca sama di saat berbeda. Membaru & mengilhami selalu. #Write

69. Maka karyanya melahirkan karya; syarah & penjelasan, catatan tepi & catatan kaki, juga sisi lain pembahasan, & bahkan bantahan. #Write

70. Setelah Daya Ketuk & Daya Isi; seorang penulis kan kokoh & luas kemanfaatannya jika mampu menguasai Daya Memahamkan pada pembaca. #Write

71. Seorang penulis menggugah memulai Daya Memahamkan-nya dengan 1 pengakuan jujur; dia bukanlah yang terpandai di antara manusia. #Write

72. Sang penulis sejati juga memahami; banyak di antara pembacanya yang jauh lebih berilmu & berwawasan dibandingkan dirinya sendiri. #Write

73. Dalam hati, dia mencegah munculnya rasa lebih berilmu daripada pembacanya: "Aku tahu. Kamu tidak tahu. Maka bacalah, kuberitahu." #Write

74. Setiap tulisan & buku yang disusun dengan sikap jiwa penulis "Aku tahu! Kamu tak tahu!" pasti berat & membuat penat saat dibaca. #Write

75. Kadang senioritas atau lebih tingginya jenjang pendidikan tak sengaja melahirkan sikap jiwa itu. Sang penulis merasa lebih tahu. #Write

76. Mungkin itu menjelaskan; mengapa beberapa textbook kuliahan tak ramah dibaca. Penulisnya Prof., pembacanya belum lama lulus SMA. #Write

77. Sikap jiwa kepenulisan harus diubah; dari "Aku tahu! Kamu tak tahu!" menjadi suatu rasa nan lebih adil, haus ilmu, & rendah hati. #Write

78. Penulis sejati ukirkan semboyan, "Hanya sedikit ini yang kutahu, kutulis ia untukmu, maka berbagilah denganku apa yang kau tahu." #Write

79. Penulis sejati sama sekali tak berniat mengajari. Dia cuma berbagi; menunjukkan kebodohannya pada pembaca agar mereka mengoreksi. #Write

80. Penulis sejati berhasrat tuk diluruskan kebengkokannya, ditunjukkan kelirunya, diluaskan pemahamannya, dilengkapi kekurangannya. #Write

81. Penulis sejati jadikan dirinya bagai murid yang mengajukan hasil karangan pada guru; berribu pembaca menjelma dosen berjuta ilmu. #Write

82. Inilah yang jadikan tulisan akrab & lezat disantap; pertama-tama sebab penulisnya adil menilai pembaca, haus ilmu, & rendah hati. #Write

83. Pada sikap sebaliknya, kita akan menemukan tulisan yang berribu kali membuat berkerut dahi, tapi pembacanya tak kunjung memahami. #Write

84. Lebih parahnya; keinginan untuk tampil lebih pandai & tampak berilmu di mata pembaca sering membuat akal macet & jemari terhenti. #Write

85. Jika lolos tertulis; ianya jadi kegenitan intelektual; inginnya dianggap cerdas dengan banyak istilah yang justru membuat mual. #Write

86. Kesantunan Allah jadi pelajaran buat kita. RasulNya menegaskan surga itu tak terbayangkan. Tapi dalam firmanNya, Dia menjelaskan. #Write

87. Dia gambarkan surga dalam paparan yang mudah dicerna akal manusia; taman hijau, sungai mengalir, naungan rindang, buahan dekat.. #Write

88. ..duduk bertelekan di atas dipan, dipakaikan sutra halus & tebal, pelayan hilir mudik siap sedia, bidadari cantik bermata jeli.. #Write

89. Allah Maha Tahu, tak bersombong dengan ilmu; Dia kenalkan diriNya bukan sebagai Ilah awal-awal, melainkan Rabb nan lebih dikenal. #Write

90. Penulis sejati menghayati pesan Nabi; bicaralah pada kaum sesuai kadar pemahamannya, bicara dengan bahasa yang dimengerti mereka. #Write

91. Penulis sejati mengerti; dalam keterbatasan ilmu nan dimiliki, tugasnya menyederhanakan yang pelik, bukan merumitkan yang mudah. #Write

92. Itupun tidak dalam rangka mengajari; tapi berbagi. Dia haus tuk menjala umpan balik dari pembaca; kritik, koreksi, & tambah data. #Write

93. Penulis sejati juga tahu; yang paling berhak mengamalkan isi anggitannya adalah dirinya sendiri. Daya Memahamkan berhulu di sini. #Write

94. Sebab seringkali kegagalan penulis memahamkan pembaca disebabkan diapun tak memahami apa yang ditulisnya itu dalam amal nyata. #Write

95. Begitulah Daya Memahamkan; dimulai dengan sikap jiwa yang adil, haus ilmu, & rendah hati terhadap pembaca kita, lalu dikuatkan.. #Write

96. ..dengan tekad bulat tuk jadi orang pertama yang mengamalkan tulisan, & berbagi pada pembaca secara hangat, akrab, penuh cinta. #Write

98. Kita lalu tahu; menulis bukanlah profesi tunggal & mandiri. Ia lekat pada kesejatian hidup sang mukmin; tebar cahaya pada dunia. #Write

99. Maka menulis hanya salah satu konsekuensi sekaligus sarana bagi si mukmin tuk menguatkan iman, 'amal shalih, & saling menasehati. #Write

100. Jika ada 'amal lain yang lebih kuat dampaknya dalam ketiga perkara itu; maka kita tak boleh ragu: tinggalkan menulis menujunya:) #Write


Duhai Allah, jadikanlah tiap kata sebagai semangat untuk senantiasa penjadi pengamalnya yang pertama, menunaikan tugas sebagai seorang khalifah, menjadi salah satu bentuk ibadah yang menuai pahala, dan nama kami yang tertambat di sana, sungguh bukan agar menuai kagum dari manusia, namun agar kami senantiasa istiqamah.Aamiin.

Tips memilih produk susu


      Sebagaimana diketahui masyarakat dewasa ini, susu merupakan minuman yang mengandung bermacam manfaat untuk kesehatan. Begitu juga dengan khasiatnya untuk pertumbuhan anak. Susu mengandung nutrisi alami yang sangat baik dan begitu berlimpah. Memberikan susu secara rutin kepada anak juga menjadi salah satu pilihan bagi para orangtua yang menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat. Selain menyehatkan, susu juga bermanfaat untuk meminimalisir timbulnya hambatan pertumbuhan pada anak-anak. Pertumbuhan anak yang rentan gangguan dapat dicegah setidaknya dengan intensif mengkonsumsi susu.
Pada awal kelahiran, bayi mendapat nutrisi pertama dari air susu ibu (ASI). Beranjak usia anak-anak, cairan putih ini tetap menjadi prioritas utama para orang tua. Berbagai macam jenis susu bisa dengan mudah didapat. Mulai dari susu cair segar, susu kental manis dan susu dalam kemasan. Namun tetap harus diperhatikan oleh para orangtua mengenai keaslian dan kehalalannya. Keaslian terkait dengan kemurnian dan kesegaran susu tersebut dan kehalalan berkaitan dengan halal atau tidaknya untuk dikonsumsi. Susu yang halal tentunya sangat penting untuk diperhatikan karena susu adalah cairan yang rentan terhadap campuran dan kontaminasi dari zat-zat yang tidak halal. Selain itu, beragam jenis susu yang tersedia di masyarakat umum saat ini tidak dapat dijamin kehalalannya. Oleh karena itu, para orang tua haruslah cermat dan hati-hati dalam memilih jenis susu untuk anaknya.
Berikut adalah beberapa tips dalam memilih susu yang halal dan sehat:
-         1. Pada susu yang dijual dalam kemasan, kehalalannya dapat dilihat pada label halal yang tercantum dalam kemasan tersebut. Label halal ini dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan sehingga produk susu dinyatakan halal sesuai syariat islam.
-          2. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada kemasan. Karena susu merupakan cairan yang memiliki batasan waktu tertentu untuk dikonsumsi. Selain mengetahui batas produk susu itu untuk dikonsumsi, pengecekan juga dilakukan untuk memastikan produk susu yang akan dibeli tersebut tidak berbahaya dan dapat menyehatkan. Jika produk susu bukan dalam kemasan, pengecekan dapat dilihat dari tampilan fisik susu tersebut. Biasanya dapat terlihat masih segar atau tidaknya dengan melihat tampilan, warna, atau baunya.
-          3. Mencari informasi berkaitan dengan merk produk susu, latar belakang perusahaan yang memproduksi, mengenai cara pengolahan, lokasi produksi atau sumber pemerahan susu, dan pengemasan produk tersebut. Beberapa perusahaan pengolah susu menyediakan pusat informasi mengenai hal ini. Baik melalui internet dengan website khusus atau iklan-iklan di media.
-          4. Mengetahui kandungan zat yang terdapat dalam produk susu. Hal ini dapat dilihat pada komposisi yang tercantum dalam kemasan. Jika tidak dalam kemasan, untuk mendapat informasi mengenai hal ini dapat ditanyakan pada produsen pengolah susu apakah produk tersebut dicampur dengan zat lain atau tidak. Pentingnya mengetahui hal ini adalah untuk memastikan kehalalan dan keaslian susu tersebut, juga untuk memastikan cocok tidaknya dikonsumsi oleh anak-anak.
-         5. Jenis susu. Berkaitan dengan apakah itu susu sapi, susu kambing, atau susu kuda yang akan dipilih. Mudah saja untuk mengetahuinya, karena biasanya produsen pengolahan susu menginformasikan hal ini dalam setiap penjualannya atau sebelumnya telah dikenal memiliki merk dagang yang jelas spesifikasinya.
Itulah beberapa tips mengenai pemilihan susu yang halal dan sehat. Tips tersebut sebagai gambaran untuk memperjelas pentingnya memastikan berbagai aspek dalam pemilihan susu yang akan di konsumsi.

Tag Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak, 

Pariwisata Indonesia: Situ Cileunca


Pangalengan, sebuah kecamatan di wilayah Bandung Selatan, Jawa Barat merupakan salahsatu objek pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal bandung maupun luar bandung. Udaranya yang dingin menjadi ciri khas daerah ini. Beragam tempat wisata dapat dinikmati di kawasan sekitar pangalengan. Salah satunya adalah situ cileunca yang merupakan danau seluas sekitar 180 hektar. Perjalanan menuju situ cileunca dapat ditempuh sekitar 20 menit naik angkutan umum dari pusat kecamatan pangalengan. Untuk bisa menikmati objek wisata ini, pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp 3000/orang. Selain tarifnya yang murah, situ cileunca juga menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indah. Dikelilingi oleh dua perkebunan teh disekitarnya yang semakin membuatnya memesona.
Fasilitas wisata yang terdapat di situ cileunca antara lain; perahu, arung jeram, flying fox, saung-saung pinggir danau serta panorama alam yang menyejukkan mata. Pengunjung yang ingin menikmati berkeliling situ dapat menyewa perahu. Terdiri dari perahu motor dan perahu dayung. Dengan tarif Rp 10.000/orang untuk perahu motor dan Rp 6000/orang untuk perahu dayung, pengunjung sudah dapat menikmati keindahan berperahu di permukaan danau. Seharga itu pula, pengunjung dapat mengelilingi sekitar situ dan melihat pemandangan dari sudut-sudut yang tak dapat dijangkau tanpa menggunakan perahu. Menyewa perahu menjadi pilihan favorit di tempat ini, terlihat dari banyaknya pengunjung yang memilih menikmati situ cileunca dengan menggunaan perahu. Selain dapat melihat pemandangan keseluruhan danau, dengan berperahu juga pengunjung dapat melihat dari dekat beberapa perkebunan di pinggiran situ cileunca. Diantaranya terdapat perkebunan teh dan perkebunan strawberry.
Selain menyewa perahu, pengunjung juga dapat menikmati beberapa kegiatan yang disediakan di tempat ini. Salah satunya adalah arung jeram, dengan dikenakan tarif sebesar Rp 100.000/orang, pengunjung dapat menikmati suasana arung jeram yang menarik. Untuk kegiatan arung jeram ini, syaratnya harus diikuti oleh 20 orang, setelah itu barulah wisatawan dapat berarung jeram bersama. Selain arung jeram, juga terdapat sarana flying fox. Permainan ini sangat cocok untuk para pengunjung yang ingin merasakan sensasi melayang selama beberapa detik di udara. Dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp 10.000/orang, para pengunjung sudah dapat menikmati satu kali sarana flying fox tersebut.
Bagi pengunjung yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, menikmati eksotika situ cileunca di saung-saung pinggiran danau merupakan pilihan yang tak kalah menarik. Selain gratis, fasilitas saung yang disediakan ini juga dikelilingi pohon-pohon rindang yang semakin melengkapi keindahan pemandangan di danau. Suasana yang teduh dan udara dingin membuat saung menjadi tempat  istirahat yang menyejukkan bagi para pengunjung. Menjadi tempat yang tepat untuk melepas lelah selama perjalanan. Makan bersama di saung juga merupakan pilihan yang tepat selain berfoto dengan latar belakang pemandangan danau yang luas. Saung-saung ini terdapat di beberapa tempat pada pinggiran situ cileunca yang biasa menjadi tempat berkumpul para pengunjung. Beberapa bagian panorama alam situ cileunca dapat terlihat dari saung-saung ini.
Sejauh mata memandang, situ cileunca ini tampak sangat luas. Berada diantara desa wanasari dan desa pulosari kecamatan pangalengan. Situ cileunca menjadi objek wisata yang cukup populer di kawasan Bandung dan sekitarnya. Tempat ini menjadi pilihan yang tepat untuk pengunjung yang ingin berwisata dengan murah meriah.
cc: http://kotaangin.com
http://kotaangin.com/wp-content/uploads/2012/05/Pamflet-Lomba-Menulis-Artikel-Blogger-Nganjuk-Tingkat-NASIONAL.jpg

[Foto] Bandoeng tempoe doeloe.


  Bandung tampak mata burung


 Gedung Sate

Kampus ITB

[Foto Langka] Foto Bung Karno Sholat di Masjid saat kunjungan ke Amerika tahun 1956




Ketika itu Presiden pertama Indonesia, Sang Proklamator, Bung Karno sedang dalam acara kunjungan ke Amerika untuk melaksanakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Amerika, Dwight Eisenhower.
Saat tiba waktu sholat, Bung Karno dan rombongan langsung menuju salah satu Masjid disana untuk melaksanakan Sholat.
Sahabatku, silahkan direnungkan... Seorang Presiden saja, di tengah acara kenegaraan yang penting dan padat, namun tetap mengutamakan sholat di awal waktu.

Bingkai Kehidupan, Shoutul Harokah

Bingkai Kehidupan
Album : Tak Kenal Henti !!!
Munsyid : Shoutul Harokah

(Intro. Drum)

Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah,
Kan menjadi saksi pengorbanan

Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur'anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina

Allah adalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
Alqur'an pedoman hidup kami,
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah,
Cita-cita kami tertinggi

Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah,
Kan menjadi saksi pengorbanan

Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur'anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
AlMautu fi sabilillah, asma amanina

Allah adalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
Alqur'an pedoman hidup kami,
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah,
Cita-cita kami tertinggi
Cita-cita kami tertinggi

Saya dari UI [humor]

-Kisah ini hanya fiktif belaka-

-sekali lagi kisah ini hanya fiktif belaka-

Suatu hari, saking susahnya cari kerja, seorang lulusan ITB akhirnya

menerima kerja di salahsatu kebun binatang, tiap hari ia

memakai kostum gorila, (toh ga ada yang liat karena

pake topeng) mengunyah kacang dan pisang terus

menerus….

Ia berlompat lompatan setiap hari dengan lincahnya…dan juga dapat berhitung!!!,

semenjak itu pengunjung kebun binatang bertambah banyak untuk menyaksikan gorila yang lincah dan

juga… pintar (lha wong ITB..).

Akhirnya pada satu hari, tibalah saat yang naas itu,

waktu ia melompat lompat, ia tergelincir dan terjatuh ke kolam buaya… “Matilah aku kali ini” katanya dalam

hati,….

Ia berusaha memanjat secepat cepatnya kepinggir kolam,

namun buaya lebih cepat mendekat dengan mulut

menganga lebar…. Dan gigi gigi yang runcing siap

merobek robek tubuhnya…. Para pengunjung berteriak ngeri ketika moncong buaya

menyergapnya…

Antara sadar dan pingsan ia mendengar bisikan dari

dalam mulut buaya…………

“Jangan takut mas, saya dari UI”..

kwkwkwk..

Para pedagang tukang maksiat?

Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ -: ” إِنَّ التُّجَّارَ هُمُ الْفُجَّارُ ” قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ أَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ؟ قَالَ: ” بَلَى وَلَكِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ فَيَكْذِبُونَ وَيَحْلِفُونَ فَيَأْثَمُونَ “

Dari ‘Abdurrahman bin Syibel, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Para pedagang adalah tukang maksiat”. Diantara para sahabat ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?”. Rasulullah menjawab: “Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah namun sumpahnya palsu”. (HR. Ahmad 3/428, Ath Thabari dalam Tahdzibul Atsar 1/43, 99, 100, At Thahawi dalam Musykilul Atsar 3/12, Al Hakim 2/6-7)·
Derajat hadist
 Al Hakim berkata: “Sanadnya shahih”. Penilaian beliau disetujui oleh Adz Dzahabi, demikian juga Syaikh Al Albani (Silsilah Ahadits Shahihah, 1/707).
Faidah Hadits  
Larangan keras berdusta dan bersumpah palsu dalam berdagang secara khusus.

Larangan keras berdusta dan bersumpah palsu secara umum karena yang dimaksud fujjar oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hadits adalah orang yang berbuat demikian.

فُجَّارُ (fujjar) adalah bentuk jamak dari فاجر (fajir) yang artinya ‘orang yang sering melakukan perbuatan dosa dan menunda-nunda taubat’ (lihat Lisanul ‘Arab). Dari sini diketahui sangat kerasnya larangan berdusta dan bersumpah palsu dalam berdagang, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebut para pedagang sebagai fujjar atau tukang maksiat secara mutlak.

Dalam Al Mu’tashar (1/334), Imam Jamaludin Al Malathi Al Hanafi (wafat 803 H) berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebut pedagang sebagai tukang maksiat secara mutlak karena demikianlah yang paling banyak terjadi, bukan berarti secara umum mereka demikian. Orang arab biasa memutlakan penyebutan pujian atau celaan kepada sekelompok orang, namun yang dimaksud adalah sebagian saja. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:


وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ

“Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu” (QS. Az Zukhruf: 44)

juga firman Allah Ta’ala

وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ

“Dan kaummu mendustakannya (azab di akhirat)” (Qs. Al An’am: 66)

Tidak salah jika dikatakan bahwa kebanyak para pedagang berbuat demikian karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallammengabarkan:

يا معشر التجار إن الشيطان والإثم يحضران البيع فشوبوا بيعكم بالصدقة

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa hadir dalam jual-beli. Maka iringilah jual-belimu dengan banyak bersedekah” (HR. Tirmidzi 1208, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”)

Bukti ke-faqih-an para sahabat Nabi dalam ilmu agama. Mereka segera mengetahui dua dalil yang nampak bertentangan. Hal ini tidak mungkin disadari oleh orang yang tidak faqih dalam ilmu agama.

Jika dua dalil nampak bertentangan, selama ada jalan untuk mengkompromikan keduanya, maka wajib dikompromikan.

Hadits ini bukan demotivator untuk berdagang, melainkan hanya peringatan agar berbuat jujur dan tidak mudah bersumpah ketika berdagang. Buktinya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri adalah pedagang. Abu Bakar ASh Shiddiq radhiallahu’anhu adalah pedagang pakaian. Umar radhiallahu’anhu pernah berdagang gandum dan bahan makanan pokok. ‘Abbas bin Abdil Muthallib radhiallahu’anhu adalah pedagang. Abu Sufyan radhiallahu’anhu berjualan udm (camilan yang dimakan bersama roti) (Dikutip dari Al Bayan Fi Madzhab Asy Syafi’i, 5/10).

Hadits ini bukan demotivator untuk berdagang, karena banyak dalil lain yang memotivasi untuk berdagang. Diantaranya:

التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء

“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada” (HR. Tirmidzi no.1209, ia berkata: “Hadits hasan, aku tidak mengetahui selain lafadz ini”)

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ؟ قَالَ: «عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: ‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)
 

Blogger news

Blogroll