Labels

Hadapi, Hayati, Nikmati

Seindah apapun keluhan yang terlontar dari mulut seseorang, takkan pernah mampu menyelesaikan masalah kecil sekalipun. Mengeluh tak pernah bisa menyelesaikan masalah, apalagi membuat masalah tuntas begitu saja. Belum pernah saya dengar orang yang ketika berkeluh kesah tentang permasalahan hidupnya lalu seketika masalahnya itu tiba-tiba selesai, hilang tak berbekas. Tak ada, dan mungkin tak pernah ada kejadian ajaib semacam itu. Jika menuruti rumus seorang trainer, sikap yang benar ketika menghadapi segala jenis persoalan dalam kehidupan ini adalah dengan menerapkan H2N Hadapi, Hayati, Nikmati. Masalah apapun itu, baik besar, kecil, ringan, sulit, rumit, mumet, stress dan kadang membuat kepala rasanya mau pecah, kaki serasa di kepala, kepala serasa di kaki, ubun-ubuh panas mendidih, atau badan rasanya menggigil tak karuan gara-gara tumpukan masalah yang menimpa, maka rumus sederhana untuk melaluinya ya dengan cara hadapi terus hayati dan terakhir nikmati katanya. Tiga kata yang mudah diucap namun terkadang tak mampu menghalangi mulut kita untuk mengeluh ini itu. Jangankan menikmati masalah, menghadapinya saja kadang begitu membuat sesak dan seolah telah menyerah begitu saja. Capek lah, galau lah, pusing lah, kesel lah dan beraneka ragam keluhan yang mengudara itupun tetiba saja keluar dengan mudah dari mulut kita. meski pada akhirnya, keluhan-keluhan tadi tak merubah apapun dari permasalahan yang dialami. Pun tetap saja, diri kita sendirilah yang bertanggungjawab terhadap masalah-masalah yang tengah mampir dalam satu episode hidup yang kita jalani. Walaupun seolah mudah dilakukan, pada prakteknya untuk tetap bisa bertahan ditengah persoalan tanpa mengeluh sama sekali sangatlah sulit dilakukan bagi sebagian orang. itu karena mengeluh telah menjadi kebiasaan, lontaran kata-kata berisi aneka macam keluhan tak disadari mengalir begitu saja dari lisan orang tersebut. Jika hal ini telah terjadi, maka mengolah kata-kata dalam pikiran sebelum diucapkan adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi agar lisan kita tidak mudah untuk berkeluh kesah. Dengan dibekali akal yang tentu 'masih bisa' digunakan, setiap orang (kecuali orang yang hilang akal, gila atau mabuk) seharusnya bisa menggunakan akalnya untuk dapat berbicara yang baik dan bermanfaat. Kata-kata yang keluar dari mulut seorang yang mempunyai akal sehat, mestilah dapat dikelola dengan jernih sehingga obrolan, pembicaraan, atau perbicangannya mengarah pada hal-hal yang positif dan bahkan produktif. Mudahnya, jika hendak bicara maka alangkah sangat baik bila kita mampu mengatur setiap kata yang akan diucapkan dengan sistem pengolahan akal pikiran yang telah Allah titipkan untuk digunakan dengan sebaik-baiknya. 
Lisan orang berakal dibelakang pikirannya, sedangkan pikiran orang bodoh dibelakang lisannya (ali bin abi thalib)

Bumi Rantjaekek

Gambar Ilustrasi kolom.abatasa.co.id

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll