Grand final itu mahal, banyak yang gagal.
Siapa yang sedikit itu? Utsman bin Affan sendirian membiayai
pasukan Perang Tabuk. Seorang diri membekali 10.000 pasukan, dengan senjata
perang, perlengkapan, bekal, kuda, unta dan logistiknya. Tajarrud, untuk dakwah
semua dibawa serta. All out alias tumplek blek.
Berhitung. Mulai! Kini berapa jumlah personil terakhir kita?
Berapa yang siap membiayai dakwah? Jangan-jangan lebih banyak yang perlu
dibiayai, disantuni, dan dikasihani. Berapa banyak kader yang mau membina atau
masih perlu disuapin materi? Berapa yang siap tampil jadi murrabi? Berapa
muwajih yang tersedia, kok dakwah kampus nyaris mampus? Berapa mubaligh kita
kok bolak balik yang tampil itu-itu saja? L4= lu lagi lu lagi. Yang lain manna?
Bagaimana pendapatmu bila para pelaku tarbiyah 41 persennya
ternyata mandul, tidak mau dan tak mampu mewariskan ilmu, tidak punya kader
binaan, tak memiliki majelis ta’lim atau bahkan hanya menjadi beban sesama
kawan? Pernah dengar hukum pareto 20/80? Hanya 20 persen orang yang aktif
bekerja untuk menghasilkan 80 persen omset atau bahkan keuntungan perusahaan.
Bayangkan jika engkau karyawan sebuah perusahaan. Hadir
setiap pagi mengisi presensi. Pulang sore hari, mengisi presensi. Tiap bulan
menerima gaji, namun engkau tak mengerjakan apa-apa, tak menghasilkan apa-apa,
hanya menambah jumlah temanmu yang bekerja giat penuh semangat. Menurutmu, apakah engkau tidak malu?
Akhi… ukhti apakah engkau tidak malu? Seorang ummahat di
bumi singkil (Nangroe Aceh Darussalam) rela berkendara sepeda motor 80 km dalam
keadaan hamil untuk mengisi ta’lim.
Akhi… ukhti apakah engkau tidak peduli? Almarhum ustadz
irfan di sukabumi (jawa barat) mengurusi tujuh kecamatan yang sangat jauh dari
jangkauan hingga akhirnya syahid di perjalanan.
Akhi… ukhti apakah engkau tidak berempati? Beberapa kader
menawarkan dakwah melewati hutan, ban motor bocor, lalu mereka isi dengan
rumput biar bisa jalan meski tak bisa ngebut, kini apa lagi alasanmu?
Akhi… ukhti dakwah perlu solusi: Quantum Tarbiyah. Agar
tarbiyah lebih berkesan dan lebih menyenangkan, kitalah yang mendesain suasana
itu. Program dikemas cerdas. Aktivitas didesain kreatif tanpa rasa malas. Hadir
penuh keikhlasan. Jasad siap digerakkan. Potensi siap dikerahkan. Dana siap
dikucurkan untuk meraih hasil yang didambakan.
Buku New Quantum Tarbiyah, Solikhin Abu
‘Izzudin.
0 comments:
Post a Comment