Labels

Kunci pengokoh jiwa

KUNCI PENGOKOH JIWA
K.H. Abdullah Gymnastiar



1.      SIAP
Senantiasa menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali sehingga aku tidak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.
Ikhtiar yang disertai niat yang sempurna itulah tugasku, perkara apapun yang terjadi kuserahkan sepenuhnya  kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku.
Aku harus sadar betul bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu terbaik bagiku menurut Allah, bahkan mungkin aku terkecoh oleh keinginan harapanku sendiri.
Pengetahuanku tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya. Sehingga betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetapi hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku.
2.      RELA
Realitas yang terjadi yaa... inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani.
Emosional, sakit hati, dongkol, atau apapun yang membuat hatiku menjadi kecewa dan sengsara harus segera kutinggalkan karena dongkol begini, tidak dongkol juga tetap begini. Lebih baik aku menikmati apa adanya.
Lubuk hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh dan pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini.
Apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur. Maka yang harus kulakukan adalah mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati.
3.      MUDAH
Meyakini bahwa hidup ini bagai siang dan malam yang pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus menerus dan tak mungkin juga malam terus menerus. Pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya. Aku harus sangat sabar menghadapinya.
Ujian yang diberikan oleh Allah Yang Maha Adil pasti sudah diukur dengan sangat cermat sehingga tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena ia tak pernah menzhalimi hamba-hamba-Nya.
Dengan pikiran buruk aku hanya semakin mempersulit dan menyengsarakan diri. Tidak,  aku tidak boleh menzhalimi diiku sendiri. Pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan proporsional. Aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah.
Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan. Tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya menambah permasalahan. Semua harus tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah.
Harusnya segala sesuatu itu ada akhirnya. Begitu pun persoalan yang kuhadapi, seberat apapun seperti yang dijanjikan Allah “Fa innama’al usri yusran, inna ma’al usri yusran” dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri oleh Allah. Karena itu aku tak boleh mempersulit diri.
4.      NILAI
Nasib baik atau buruk dalam pandanganku mutlak terjadi atas izin Allah dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia.
Ini pasti ada hikmah. Sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung di dalamnya bila disikapi dengan sabar dan benar.
Lebih baik aku renungkan kenapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku. Bisa jadi sebagai peringatan atas dosa-dosaku, kelalaianku, atau mungkin saat kenaikan kedudukanku di sisi Allah.
Aku mungkin harus berfikir keras untuk menemukan kesalahan yang harus kuperbaiki.
Itibar dari setiap kejadian adalah cermin pribadiku. Aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Yang penting kini aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya. Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.
5.      AHAD
Aku harus yakin bahwa walaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa izin-Nya.
Hatiku harus bulat total dan yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan.
Allah Mahakuasa atas segala-galanya karena itu tiada yang mustahil bila Dia menghendaki. Dialah pemilik dan penguasa segala sesuatu, sehingga tiada yang sanggup menghalangi jika Dia berkehendak menolong hamba-hamba-Nya. Dialah yang mengatur segala sebab datangnya pertolongan-Nya.
Dengan demikian maka aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang disukainya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar mahluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya.
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya akan diberi jalan keluar dari setiap urusannya dan diberi rizki dari arah yang tak diduga, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya." (QS [65] : 2-3)
      
(Sumber : Majalah USWAH EDISI No. 15/1999)

Keluh kesah

Keluh Kesah
K.H. Abdullah Gymnastiar


Hidup di kota besar semacam Jakarta atau Bandung membutuhkan kekuatan iman dan kekuatan mental. Macet di perjalanan dalam waktu-waktu tertentu adalah suatu permasalahan yang kadangkala sering kita hadapi. Tak heran bila untuk sebuah perjalanan, kalau kita tidak memakai strategi yang bagus, tidak memakai perencanaan yang matang, maka kemacetan akan benar-benar mencuri waktu begitu lama. Terkadang bisa berjam-jam di jalan. Kalau saja tidak berusaha untuk bening hati, sepertinya sepanjang jalan yang terjadi hanya dongkol dan marah-marah. "Aduh , kapan sampainya! Aduh, kok ini lama banget! Aduh, kok macet terus!" Mungkin ungkapannya seperti itu. Aduh dan aduh.
Padahal kata-kata aduh, kalau hanya tanda keluh kesah, sebetulnya tidak menyelesaikan masalah. Justru kata-kata yang terlontar itu menunjukkan ketidaksabaran kita. Apalagi tiba-tiba di pinggir jalan ada kendaraan lain berhenti seenaknya. Kita boleh kecewa dan melihat ini sebagai sesuatu yang harus diperbaiki. Tetapi, tidak berarti kita harus sengsara dengan marah-marah atau berkeluh kesah. Mata terbeliak dan mulut kadang berucap "Minggir, dong!" Mungkin inginnya menghardik seperti itu. Tetapi, alangkah lebih baiknya jika kita menyapa dengan kata yang lemah lembut, "Maaf, Pak! Boleh agak ke pinggir sedikit!" Ungkapan seperti ini nampaknya akan lebih ringan ke dalam hati, dari pada melotot dengan menggunakan otot.
Boleh jadi kalau sudah banyak kedongkolan, selain akan banyak berkeluh kesah, juga akan menjadikan diri lebih emosional. Ini yang paling merugikan. Bagi kita maupun orang lain. Kita harus mengukur kehilangan waktu dalam beberapa menit atau beberapa jam, padahal waktu tersebut sebenarnya dapat menjadi tambahan ilmu dan kemampuan diri kita. Ada baiknya, selama perjalanan lengkapi diri dengan sumber-sumber ilmu, baik berupa kaset ceramah, nasyid, atau kaset murotal Qur’an. Sumber-sumber ini akan menambah percepatan keilmuan kita, disamping akan membuat kita tidak tergoda untuk ber-aduh ria. "Aduh, terlambat nih! Aduh, sialan kamu! Aduh, ada yang ketinggalan nih!" Kata-kata seperti ini sebetulnya tidak perlu dikeluarkan! Karena tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik kita isi dengan do’a : "Ya Allah, semoga saya datang tepat waktu, semoga ada jalan keluar dari kemacetan ini". Kata-kata ini akan lebih produktif dibandingkan dengan kata "aduh".
Marilah kita meminimalisirkan keluh-kesah seperti ini. Apalagi bagi kita pun ada kenikmatan tersendiri bila kita bicara lebih santun. Kesantunan akan membuat batin kita lebih ringan dari pada berperilaku emosional. Lebih dari itu, kelembutan akan mampu menaklukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan dengan kekerasan. Itu sudah bagian dari rumusnya. Karena, kalau orang-orang keras dilawan dengan kekerasan, maka itu akan merasa bagian dari dunianya. Tapi, kalau orang-orang yang bertemperamen keras itu diberi kelembutan yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam, Isya Allah mereka akan terbawa lembut juga. Contohnya, orang sekeras Umar bin Khattab atau Khalid bin Walid bisa jatuh tersengkur menagis oleh lembutnya alunan Al-Qur’an.
Berkeluh kesah seringkali membuat kita terdramatisasi oleh masalah. Seakan-akan rencana dan keinginan kita lebih baik daripada yang terjadi. Padahal, belum tentu. Siapa tahu, di balik kejadian yang mengecewakan menurut kita, ternyata sarat dengan perlindungan Allah dan sarat dengan terkabulnya harapan-harapan kita. Tiap melakukan kekeliruan, kita ditolong Allah dengan memberikan tuntunan-Nya. Tuntunan itu tidak harus dengan terkabulnya keinginan yang kita mohonkan. Bisa jadi terkabulnya do’a itu bertolak belakang dengan yang kita minta. Karena Allah Mahatahu di balik apapun keinginan kita. Baik keinginan jangka pendek, maupun keinginan jangka panjang. Baik kerugian duniawi maupun kerugian ukhrawi. Baik kerugian secara materi maupun secara kerugian mental. Kita tidak bisa mendeteksi secara cermat. Kadang-kadang kita hanya mendeteksinya sesuai dengan keperluan hawa nafsu kita.
Kelihatannya sepele mengaduh ini. Tetapi, itu akan menjadi kualifikasi pengendalian diri kita. Ketahuilah bahwa kualitas seseorang itu tidak diukur dengan sesuatu yang besar-besar, tetapi oleh yang kecil-kecil. Kalau kita ingin melihat kompleks perumahan yang berkualitas, maka kita lihat saja panjang pendek rumput di halamannya. Kalau berkualitas dan terawat dengan baik, maka rumputnya pun akan nampak terawat dengan baik. Marilah kita respon setiap kejadian demi kejadian dengan respon lisan yang positif. Mengapa? Karena setiap respon akan mempengaruhi persepsi kita terhadap masalah yang kita hadapi dan cara kita menyelesaikannya. Lebih dari itu akan berdampak pula kepada orang-orang di sekitar kita. Jadi, sapaan-sapaan, teguran-teguran, komentar-komentar, celetukan-celetukan ini harus benar-benar bernilai produktif. Tidak hanya berarti bagi diri kita, tetapi juga bagi orang di sekitar kita.
Apalagi keluh kesah termasuk penyakit hati, yaitu bentuk ketidaksabaran kita dalam menerima ketentuan dari Allah. Ada hadits qudsi yang menyatakan bahwa "Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits qudsi ini, nampaklah bahwa segala apapun yang Allah karuniakan kepada kita, maka kita harus menerimanya dengan ridha. Oleh karenanya, kita tidak perlu banyak mengaduh atau berkeluh kesah. Sedapat mungkin kurangi aduh-mengaduh ini. Jauh akan lebih produktif jikalau kita optimalkan waktu dengan banyak berdo’a dan menambah kualitas keilmuan diri serta terus menyempurnakan ikhtiar di jalan Allah yang diridhai.***

Kunci hidup sukses

Kunci Hidup Sukses
K.H. Abdullah Gymnastiar


"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu..." (Q. S Ali Imran (3) : 160)
Bagaimana kita memahami pengertian hidup sukses? Dari mana harus memulainya ketika kita ingin segera diperjuangkan? Tampaknya tidak terlalu salah bila ada orang yang telah berhasil menempuh jenjang pendidikan tinggi, bahkan lulusan luar negeri, lalu menganggap dirinya orang sukses. Mungkin juga seseorang yang gagal dalam menempuh jalur pendidikan formal belasan tahun lalu, tetapi saat ini berani menepuk dada karena yakin bahwa dirinya telah mencapai sukses. Mengapa demikian? Karena, ia telah memilih dunia wirausaha, lalu berusaha keras tanpa mengenal lelah, sehingga mewujudlah segala buah jerih payahnya itu dalam belasan perusahaan besar yang menguntungkan.
Seorang ayah dihari tuanya tersenyum puas karena telah berhasil mengayuh bahtera rumah tangga yang tentram dan bahagia, sementara anak anaknya telah ia antar ke gerbang cakrawala keberhasilan hidup yang mandiri. Seorang kiai atau mubaligh juga berusaha mensyukuri kesuksesan hidupnya ketika jutaan umat telah menjadi jamaahnya yang setia dan telah menjadikannya sebagai panutan, sementara pesantrennya selalu dipenuh sesaki ribuan santri. Pendek kata, adalah hak setiap orang untuk menentukan sendiri dari sudut pandang mana ia melihat kesuksesan hidup. Akan tetapi, dari sudut pandang manakah seyogyanya seorang muslim dapat menilik dirinya sebagai orang yang telah meraih hidup sukses dalam urusan dunianya?
Membangun Fondasi
Kalau kita hendak membangun rumah, maka yang perlu terlebih dahulu dibuat dan diperkokoh adalah fondasinya. Karena, fondasi yang tidak kuat sudah dapat dipastikan akan membuat bangunan cepat ambruk kendati dinding dan atapnya dibuat sekuat dan sebagus apapun. Sering terjadi menimpa sebuah perusahaan, misalnya yang asalnya memiliki kinerja yang baik, sehingga maju pesat, tetapi ternyata ditengah jalan rontok. Padahal, perusahaan tersebut tinggal satu dua langkah lagi menjelang sukses. Mengapa bisa demikian? ternyata faktor penyebabnya adalah karena didalamnya merajalela ketidakjujuran, penipuan, intrik dan aneka kezhaliman lainnya.
Tak jarang pula terjadi sebuah keluarga tampak berhasil membina rumah tangga dan berkecukupan dalam hal materi. Sang suami sukses meniti karir dikantornya, sang isteri pandai bergaul ditengah masyarakat, sementara anak-anaknya pun berhasil menempuh jenjang studi hingga ke perguruan tinggi, bahkan yang sudah bekerjapun beroleh posisi yang bagus. Namun apa yang terjadi kemudian?
Suatu ketika hancurlah keutuhan rumah tangganya itu karena beberapa faktor yang mungkin mental mereka tidak sempat dipersiapkan sejak sebelumnya untuk menghadapinya. Suami menjadi lupa diri karena harta, gelar, pangkat dan kedudukannya, sehingga tergelincir mengabaikan kesetiaannya kepada keluarga. Isteripun menjadi lupa akan posisinya sendiri, terjebak dalam prasangka, mudah iri terhadap sesamanya dan bahkan menjadi pendorong suami dalam berbagai perilaku licik dan curang. Anak-anakpun tidak lagi menemukan ketenangan karena sehari-hari menonton keteladanan yang buruk dan menyantap harta yang tidak berkah.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merintis sesuatu secara baik? Alangkah indah dan mengesankan kalau kita meyakini satu hal, bahwa tiada kesuksesan yang sesungguhnya, kecuali kalau Allah Azza wa Jalla menolong segala urusan kita. Dengan kata lain apabila kita merindukan dapat meraih tangga kesuksesan, maka segala aspek yang berkaitan dengan dimensi sukses itu sendiri harus disandarkan pada satu prinsip, yakni sukses dengan dan karena pertolongan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan fondasi yang tidak bisa tidak harus diperkokoh sebelum kita membangun dan menegakkan mernara gading kesuksesan.
Sunnatullah dan Inayatullah
Terjadinya sesoang bisa mencapai sukses atau terhindar dari sesuatu yang tidak diharapkannya, ternyata amat bergantung pada dua hal yakni sunnatullah dan inayatullah. Sunatullah artinya sunnah-sunnah Allah yang mewujud berupa hukum alam yang terjadinya menghendaki proses sebab akibat, sehingga membuka peluang bagi perekayasaan oleh perbuatan manusia. Seorang mahasiswa ingin menyelesaikan studinya tepat waktu dan dengan predikat memuaskan. Keinginan itu bisa tercapai apabila ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajarnya, mempersiapkan fisik dan pikirannya dengan sebaik-baiknya, lalu meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya sedemikian rupa, sehingga melebihi kadar dan cara belajar yang dilakukan rekan-rekannya. Dalam konteks sunnatullah, sangat mungkin ia bisa meraih apa yang dicita-citakannya itu.
Akan tetapi, ada bis yang terjatuh ke jurang dan menewaskan seluruh penumpangnya, tetapi seorang bayi selamat tanpa sedikitpun terluka. Seorang anak kecil yang terjatuh dari gedung lantai ketujuh ternyata tidak apa-apa, padahal secara logika terjatuh dari lantai dua saja ia bisa tewas. Sebaliknya, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh berikhtiar tadi, bisa saja gagal total hanya karena Allah menakdirkan ia sakit parah menjelang masa ujian akhir studinya, misalnya. Segala yang mustahil menurut akal manusia sama sekali tidak ada yang mustahil bila inayatullah atau pertolongan Allah telah turun.

Demikian pula kalau kita berbisnis hanya mengandalkan ikhtiar akal dan kemampuan saja, maka sangat mungkin akan beroleh sukses karena toh telah menetapi prasyarat sunnatullah. Akan tetapi, bukankah rencana manusia tidak mesti selalu sama dengan rencana Allah. Dan adakah manusia yang mengetahui persis apa yang menjadi rencana Nya atas manusia? Boleh saja kita berjuang habis-habisan karena dengan begitu orang kafirpun toh beroleh kesuksesan. Akan tetapi, kalau ternyata Dia menghendaki lain lantas kita mau apa? mau kecewa? kecewa sama sekali tidak mengubah apapun. Lagipula, kecewa yang timbul dihati tiada lain karena kita amat menginginkan rencana Allah itu selalu sama dengan rencana kita. Padahal Dialah penentu segala kejadian karena hanya Dia yang Maha Mengetahui hikmah dibalik segala kejadian.
Rekayasa Diri
Apa kuncinya? Kuncinya adalah kalau kita menginginkan hidup sukses di dunia, maka janganlah hanya sibuk merekayasa diri dan keadaan dalam rangka ikhtiar dhahir semata, tetapi juga rekayasalah diri kita supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Ikhtiar dhahir akan menghadapkan kita pada dua pilihan, yakni tercapainya apa yang kita dambakan - karena faktor sunnatullah tadi - namun juga tidak mustahil akan berujung pada kegagalan kalau Allah menghendaki lain.
Lain halnya kalau ikhtiar dhahir itu diseiringkan dengan ikhtiar bathin.

Mengawalinya dengan dasar niat yang benar dan ikhlas semata mata demi ibadah kepada Allah. Berikhtiar dengan cara yang benar, kesungguhan yang tinggi, ilmu yang tepat sesuai yang diperlukan, jujur, lurus, tidak suka menganiaya orang lain dan tidak mudah berputus asa. Senantiasa menggantungkan harap hanya kepada Nya semata, seraya menepis sama sekali dari berharap kepada makhluk. Memohon dengan segenap hati kepada Nya agar bisa sekiranya apa-apa yang tengah diikhtiarkan itu bisa membawa maslahat bagi dirinya mapun bagi orang lain, kiranya Dia berkenan menolong memudahkan segala urusan kita. Dan tidak lupa menyerahkan sepenuhnya segala hasil akhir kepada Dia Dzat Maha Penentu segala kejadian. Bila Allah sudah menolong, maka siapa yang bisa menghalangi pertolongan-Nya? Walaupun bergabung jin dan manusia untuk menghalangi pertolongan yang diturunkan Allah atas seorang hamba Nya sekali-kali tidak akan pernah terhalang karena Dia memang berkewajiban menolong hamba-hambaNya yang beriman.
"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan kamu
(tidak memberikan pertolongan) maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal"
(QS Ali Imran (3) : 160).

Zuhud

Zuhud
K.H. Abdullah Gymnastiar

Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya :
Pertama, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya hidupnya, untung perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tak selevel dengan dia. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat atau mengeluarkan sedekah. Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.
Kedua, orang yang tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. Nampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu seni menyiksa diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hina dan bahkan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Ketiga, orang tak berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pening dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak ruwet oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan hina kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun tetap juga berpeluang menjadi mulia jikalau sangat menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukan berharap dikasihani, tak menunjukan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.
Keempat, orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, serta takabur plus riya. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja (tentu tanpa kikir). Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallaah.
***
Perlu kita pahami bahwa zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, semacam harta benda dan kekayaan lainnya, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangan makhluk. Bagi orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun harta yang dimiliki, sama sekali tidak akan membuat hatinya merasa tenteram, karena ketenteraman yang hakiki adalah ketika kita yakin dengan janji dan jaminan Allah.
Andaikata kita merasa lebih tenteram dengan sejumlah tabungan di bank, saham di sejumlah perusahaan ternama, real estate investasi di sejumlah kompleks perumahan mewah, atau sejumlah perusahaan multi nasional yang dimiliki, maka ini berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seberapa banyak saham pun yang dimiliki, sebanyak apapun asset yang dikuasai, seharusnya kita tidak lebih merasa tenteram dengan jaminan mereka atau siapapun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali ijin Allah. Dia-lah Maha Pemilik apapun yang ada di dunia ini.
Begitulah. Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak mejadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita, dan bahkan, lebih tahu dari kita sendiri.
Ada dan tiadanya dunia di sisi kita hendaknya jangan sampai menggoyahkan batin. Karenanya, mulailah melihat dunia ini dengan sangat biasa-biasa saja. Adanya tidak membuat bangga, tiadanya tidak membuat sengsara. Seperti halnya seorang tukang parkir. Ya tukang parkir. Ada hal yang menarik untuk diperhatikan sebagai perumpamaan dari tukang parkir. Mengapa mereka tidak menjadi sombong padahal begitu banyak dan beraneka ragam jenis mobil yang ada di pelataran parkirnya? Bahkan, walaupun berganti-ganti setiap saat dengan yang lebih bagus ataupun dengan yang lebih sederhana sekalipun, tidak mempengaruhi kepribadiannya!? Dia senantiasa bersikap biasa-biasa saja.
Luar biasa tukang parkir ini. Jarang ada tukang parkir yang petantang petenteng memamerkan mobil-mobil yang ada di lahan parkirnya. Lain waktu, ketika mobil-mobil itu satu persatu meninggalkan lahan parkirnya, bahkan sampai kosong ludes sama sekali, tidak menjadikan ia stress. Kenapa sampai demikian? Tiada lain, karena tukang parkir ini tidak merasa memiliki, melainkan merasa dititipi. Ini rumusnya.
Seharusnya begitulah sikap kita akan dunia ini. Punya harta melimpah, deposito jutaan rupiah, mobil keluaran terbaru paling mewah, tidak menjadi sombong sikap kita karenanya. Begitu juga sebaliknya, ketika harta diambil, jabatan dicopot, mobil dicuri, tidak menjadi stress dan putus asa. Semuanya biasa-biasa saja. Bukankah semuanya hanya titipan saja? Suka-suka yang menitipkan, mau diambil sampai habis tandas sekalipun, silahkan saja, persoalannya kita hanya dititipi.
Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah. Dan hendaknya engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang sedang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu." (HR. Ahmad).***

Kewirausahaan

Kewirausahan
K.H. Abdullah Gymnastiar

Hal yang sangat patut direnungkan oleh umat Islam, dan ini menjadi kendala bagi kemajuan umat adalah faktor leadership (kepemimpinan) dan kemampuan manajemen. Dampaknya pun jelas, dengan dua titik lemah ini potensi yang banyak tidak terbaca, tidak tergali secara maksimal, dan tidak bisa dikembangkan menjadi sebuah sinergi yang memiliki dampak besar bagi kemajuan umat.
Kelemahan leadership dan manajerial ini ternyata dapat kita telusuri dengan mengamati bagaimana pemahaman umat tentang sifat Rasulullah SAW. Diantara titik-titik yang kurang tersentuh secara maksimal adalah bagaimana umat Islam mempelajari masa muda Rasulullah SAW sebelum menjadi nabi.
Dari beberapa literatur yang didapat, betapa jiwa entrepreneurship Rasulullah di bidang wirausaha begitu mendominasi, sehingga beliau berkembang menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneur, dan keterampilan manajemen yang baik untuk mengelola sebuah dakwah, sebuah sistem yang bertata nilai kemuliaan Al Islam.
Pada waktu Rasulullah masih kecil, beliau sudah mempunyai sebuah proyek untuk menjaga kehormatan harga dirinya agar tidak menjadi beban bagi kehidupan ekonomi pamannya, Abu Thalib, yang memang tidak tergolong kaya. Beliau mendapat upah dari menggembalakan beberapa ekor kambing miliki orang lain, yang secara otomatis mengurangi biaya hidup yang harus ditanggung oleh pamannya ini.
Pada usia 12 tahuan, sebuah usia yang relatif muda, beliau melakukan perjalanan dagang ke Syiria bersama Abu Thalib. Beliau tumbuh dewasa di bawah asuhan pamannya ini dan belajar mengenai bisnis perdagangan darinya. Bahkan ketika menjelang dewasa dan menyadari bahwa pamannya bukanlah orang berada serta memiliki keluarga besar yang harus diberi nafkah, Rasulullah mulai berdagang sendiri di kota Mekkah.
Bisnisnya diawalai dengan sebuah perdagangan taraf kecil dan pribadi, yaitu dengan membeli barang dari satu pasar dan menjualnya kepada orang lain. Aktivitas bisnis lainnya dengan sejumlah orang di kota Mekkah pun dilakukan. Dengan demikian ternyata Rasulullah telah melakukan aktivitas bisnis jauh sebelum beliau bermitra dengan Khadijah. Dan inilah yang membuahkan pengalaman yang tak ternilai harganya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan pada diri Rasulullah.
Ciri yang sangat khas dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah waktu itu adalah beliau sangat terkenal karena kejujurannya dan sangat amanah dalam memegang janji. Sehingga tidak ada satupun orang yang berinteraksi dengan beliau kecuali mndapat kepuasan yang luar biasa. Dan ini merupakan sebuah nuansa dengan pesona tersendiri bagi warga Jazirah Arab. apalagi kemuliaan akhlaknya seakan menebarkan pesona indah kepribadiannya.
Pun ketika beliau tidak memiliki uang untuk berbisnis sendiri, ternyata beliau banyak menerima modal dari orang-orang kaya Mekkah yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerjasama. Tiada lain karena sejak kecil Rasulullah telah dikenal oleh penduduk Mekkah sangat rajin dan penuh percaya diri. Dikenal pula oleh kejujuran dan integritasnya dibidang apapun yang dilakukannya. Tak berlebihan bila penduduk Mekkah memanggilnya dengan sebutan Shiddiq (jujur) dan Amin (terpercaya).
Salah seorang pemiliki modal itu adalah Khadijah, yang kelak menjadi istri beliau, yang menawarkan suatu kemitraan berdasarkan sistem bagi hasil (profit sharing). Dan, subhanallaah, kecakapan Rasulullah dalam berbisnis telah mendatangkan keuntungan, dan tidak satupun jenis bisnis yang ditanganinya mendapat kerugian. Selama bermita dengan Khadijah inilah Rasulullah telah melakukan perjalanan dagang ke pusat bisnis di Habasyah (Ethiopia) dan Yaman. Beliau pun empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syria dan Jorash.
Diantara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi bisnisnya adalah beliau sangat menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliannya dalam proses interaksi bisnisnya ini. Bisnis bagi Rasulullah SAW tidak hanya sebatas perputaran uang dan barang, tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yaitu mejaga kehormatan diri. Sehingga keuntungan apapun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan, maka kemuliaannya justru semakin menjulang tinggi. Semakin dihormati, semakin disegani dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang mendatangkan kepercayaan dari para pemilik modal.
Dengan kata lain, modal terbesar dari seorang yang menjadi pengusaha sukses, pemimpin sukses, atau ilmuwan sukses dalam disiplin ilmu apapun, ternyata jiwa entrepreneur ini harus dikembangkan sejak awal. Pembangunan harga diri, pembangunan etos kerja, pembangunan karir kehormatan sebagai seorang jujur yang terbukti teruji dan sangat amanah terhadap janji-janji, jikalau hal ini ditanamkan, dilatih sejak awal maka akan membuahkan kepribadian yang sangat bermutu tinggi dan ini menjadi bekal kesuksesan bekerja dimanapun atau kesuksesan mengemban amanah jenis apapun.
Dan yang paling perlu digaris bawahi, Rasulullah SAW mengadakan transaksi bisnis sama sekali tidak untuk memupuk kekayaan pribadi, tetapi justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnisnya dengan etika yang tinggi dan hasil yang didapat justru untuk didistribusikan ke sebanyak umat. Sehingga kesuksesannya mampu membawa banyak dampak positif, yaitu kesuksesan dan kesejahteraan bagi umat yang lainnya. Dan inilah yang menyebabkan kepribadian junjungan kita, Rasullah SAW begitu monumenatal, baik dalam mencari nafkah maupun dalam menafkahkan karunia rizki yang diperolehnya.
Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah, dan kegigihan dalam menjaga kehormatan harga diri kita selaku umat Islam.***

Diam itu emas

Diam Itu Emas
K.H. Abdullah Gymnastiar

Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.
1. Jenis-jenis Diam
Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis diam:
a. Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.
b. Diam Malas
Diam jenis merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.
c. Diam Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.
d. Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.
e. Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jah lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.
f. Diam Utama (Diam Aktif)
Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan berbicara.
2. Keutaam Diam Aktif
a. Hemat MasalahDengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.
b. Hemat dari DosaDengan diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.
c. Hati Selalu Terjaga dan TenangDengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.
d. Lebih BijakDengan diam aktif berarti kita menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendaam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.
e. Hikmah Akan MunculYang tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.
f. Lebih BerwibawaTanpa disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.
Selain itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:
  1. Diam dari perkataan dusta
  2. Diamdari perkataan sia-sia
  3. Diam dari komentar spontan dan celetukan
  4. Diam dari kata yang berlebihan
  5. Diam dari keluh kesah
  6. Diam dari niat riya dan ujub
  7. Diam dari kata yang menyakiti
  8. Diam dari sok tahu dan sok pintar
Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga.

Manajemen Qalbu

Manajemen Qalbu
K.H. Abdullah Gymnastiar


Apa itu MQ? Sebenarnya tidak ada perbedaan antara MQ dengan metode dakwah Islam lainnya. di dalamnya pun tidak ada yang baru, semuanya merupakan penjabaran ajaran Islam. Hanya pembahasannya lebih diperdalam, dibeberkan dengan cara yang aktual, dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Inti pembelajarannya sendiri ada pada qolbu.
Di dalam tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat. Sayangnya, tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa, tapi tidak menjadi mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah qolbu.
Kita ambil contoh lain, sebuah mikrofon bisa menjadi alat provokasi kejahatan, bisa juga jadi alat dakwah dan menyampaikan ilmu, sebuah mikrofon bisa juga menjadi alat bantu berbicara sehingga menjadi fasih, itulah fungsi mikrofon. Artinya, yang menentukan isi dari bahasa yang keluar darinya adalah qolbu. Dalam hal ini Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging yang jika ia baik maka baik pula yang lainnya, sebaliknya yang apabila ia jelek maka jeleklah semuanya. Dan yang dimaksud daging itu ialah Qolbu.
Jadi, yang terpenting dari manusia ternyata bukan kecerdasannya saja, tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar, yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar. Disitulah fungsi qolbu. Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia, kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran. Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar.
Di dalam qolbu ini ada yang disebut potensi, faalhamahaa fujuu rahaa wa taqwaaha (QS. Asy Syams [91] : 8), "Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (benar)". Begitulah, qolbu ini punya potensi negatif dan potensi positif. Allah telah menyiapkan keduanya dengan adil. Dan disinilah pentingnya fungsi manajemen. Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan dan pentadhiran. Sebuah sistem dengan manajemen yang baik, dengan pengelolaan yang baik, sekecil apapun potensi yang dimiliki, Insya Allah akan membuahkan hasil yang optimal.
Negara Singapura, misalnya, tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air minumnya saja, Singapura harus mengimpornya dari Johor, Malaysia. disisi lain ternyata mereka berhasil mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, sehingga walaupun SDA-nya minim, tapi SDM-nya mampu diberdayakan secara optimal. Hasilnya, kini Singapura menjadi jauh lebih makmur daripada Indonesia yang alamnya sangat kaya raya. Mengapa? Ya, itu tadi, karena bangsa kita lemah dalam manajemennya.
Dapat dipahami pula bahwa kita tidak berakhlak mulia bukan karena tidak punya potensi, tapi karena manajemen diri kita yang masih buruk. Sungguh kita mampu mengelola otak kita menjadi cerdas, membaca dengan kecepatan 400 kpm, memiliki daya ingat yang kuat, yakinlah itu bisa dilakukan. Kita bisa kelola fisik sehingga mampu melakukan sebuah gerakan bela diri demikian sempurna, pukulannya demikian akurat, tapi itu tidak cukup kalau hatinya tidak dikelola dengan baik. Karena semua itu tidak akan memiliki nilai positif jika hatinya tidak dikelola dengan baik. Begitulah. Hati menentukan nilai; mulia atau hina. Jangan aneh bila ada orang cerdas, tapi tidak mulia hidupnya. Bukan karena kurang cerdas, tapi kecerdasannya tidak dibimbing oleh hatinya.
Oleh karena itulah, orang yang pandai mengelola hatinya, ketika tiba-tiba, misalnya, dihina orang, dia akan kelola penghinaan ini menjadi sesuatu yang mamfaat, "Ah, dia memang menghina, namun siapa tahu penghinaan ini bagian dari karunia Allah untuk memberitahu kekurangan saya, selain itu saya pun bisa melatih kesabaran, bedanya khan dia baru bisa menghina, saya bisa mengatakan yang baik kepadanya." Begitulah, sikap terhadap hinaan ternyata bergantung manajemen qolbunya. Saat lain ia diuji sedang sakit, lalu qolbunya kembali ia kelola dengan seoptimal-optimalnya. "Sakit bagi saya adalah proses evaluasi diri, proses pengguguran dosa", demikianlah ia pahamkan dihatinya tentang makna sakit. Akibatnya, sakit menjadi tidak menyengsarakan, melainkan penuh hikmah yang mendalam, karena dia berhasil mengelola hatinya.
Lelah, tersinggung, terhina, kekurangan uang, tertimpa penyakit, dan masih begitu banyak lagi masalah yang akan membuat orang menjadi goyah, tapi kalau terkelola hatinya, subhanallaah, ia akan tetap punya nilai produktif. Anehnya, banyak orang yang sangat sibuk memikirikan kecerdasannya, memikirkan kesehatan fisiknya, tapi sangat sedikit memikirkan kondisi hatinya. Kalaulah kita harus memilih, seharusnya kita banyak meluangkan waktu untuk memikirkan tentang qolbu ini. Karena jika qolbu ini baik, yang lainnya pun menjadi baik, Insya Allah.***

Agama Baru Di Swedia : KOPIMISME

Nama Kopimisme mencuat
setelah diakui Swedia sebagai salah satu
agama resmi negara. Bagi para pengikut
agama ini, kegiatan berbagi data
menggunakan metode copy-paste menjadi
ritual peribadatan.
"Bagi Kopimisme, informasi sifatnya suci
sementara menyalinnya adalah ibadah.
Informasi itu sendiri memiliki nilai yang akan
berlipat ganda setelah disalin. Karena itulah
menyalin menjadi pusat bagi agama
Kopimisme dan pengikutnya," kata Isak
Gerson, pendiri Kopimisme seperti dimuat
kantor berita BBC Kamis 5 Januari 2012.
Dalam Kopimisme, simbol CTRL+C dan CTRL+V
dianggap sebagai simbol yang sakral.
Pengunaan kedua simbol tersebut untuk
menyalin dan menyebarluaskan data
dianggap sebagai ibadah
Gerson, seorang mahasiswa filsafat berusia
19 tahun asal Uppsala, sudah mengusahakan
pengesahan ini sejak sebelum Natal. Baginya,
pengesahan yang akhirnya diberikan salah
satu negara Skandinavia itu merupakan
langkah besar bagi para pemeluknya.
"Banyak orang yang takut dipenjara setelah
menyalin dan menyebarluaskan data. Saya
harap dengan diresmikannya Kopimisme
menjadi salah satu agama di Swedia,
segalanya akan berubah," harap Gerson.
Di sisi lain, ditahbiskannya Kopimisme
sebagai agama resmi mengundang protes
dari banyak penduduk Swedia. Mereka
berpendapat, Kopimisme justru malah akan
melegalkan pembajakan yang bertentangan
dengan hukum Swedia.
"Ilegal tetap ilegal, tak peduli Anda pengikut
agama tertentu atau bukan," cetus seorang
warga bernama Bertil Kallner.
Dilansir Stockholm News, Kopimisme
diketahui memiliki hubungan dengan Partai
Pembajak. Sebagian besar anggotanya
bahkan berasal dari kader muda Partai
Pembajak, namun Gerson mengklaim
hubungannya hanya sebatas itu saja.

Daftar organisasi gerakan mahasiswa 1998

Semarang

    Demo pertama kali yang reformasi berlangsung di Semarang dan Solo, kemudian menyebar ke Jogyakarta, daerah lain dan lalu jakarta sebagai pusat pemerintahan. Clash pertama yg mendapat liputan luas media terjadi di Solo, di depan kampus UMS Solo.Elemen di UI yang sebelumnya enggan bergerak akhirnya ikut panas untuk di turun ke jalan.
    elemen di Semarang adalah :
    SMID - Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi
    HMI - Himpunan Mahaiswa Islam ( Dipo dan MPO )
    FSMJT - Forum Solidaritas Mahasiswa Jawa Tengah.
    FSMMJT - Forum Mahasiswa Muslim Mahasiswa jawa Tengah.
    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
    ISS - Ikatan Sarjana Semarang

 Aceh

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    SMUR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat

 Medan

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    GMKI - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
    DEMUD- Dewan Mahasiswa untuk Demokrasi
    Agresu - Aliansi Gerakan Reformasi Sumatera Utara
    DEMA UMSU Dewan Mahasiswa UMSU
    GmnI KOTA MEDAN - GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA KOTA MEDAN.
    FORSOLIMA - FORUM SOLIDARITAS MAHASISWA KOTA MEDAN.
    KSMM- Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka.. Sekarang berganti nama menjadi GEMAPRODEM- Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi
    FKMTM-SU - FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK MESIN SUMTERA UTARA
    KOMENTAR - KOMUNITAS MAHASISWA BERSAMA RAKYAT

Sumbar

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    FKMSB - Forum Komunikasi Sumatera Barat
    FABRI - Front Aksi Bersama Rakyat Indonesia

 Bandung

    GMKI - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    DEMA PASIM - Dewan Mahasiswa STIE PASIM Bandung
    FKMB - Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung
    FIM B - Front Indonesia Muda Bandung
    FAMU - Forum Aktifis Mahasiswa Unisba
    GMIP - Gerakan Mahasiswa Indonesia Untuk Perubahan
    KPMB - Komite Pergerakan Mahasiswa Bandung
    FAF - Front Anti Fasis
    KM ITB - Keluarga Mahasiswa ITB
    KM Unpar - Komite Mahasiswa Unpar
    Keluarga Aktivis Unpad ( KA -Unpad)

Keluarga Aktifis Unpad adalah sebuah organisasi gerakan mahasiswa di Kampus Universitas Padjadjaran. Organisasi ini didirikan pada tanggai 18 agustus 1993. Organisasi ini menerbitkan dua buah media propaganda yakni Padjadjaran Post untuk buletin internal di kampus Unpad dan Garda Padjadjaran sebagai media propaganda ke luar kampus. KA - Unpad juga merupakan salah satu organisasi yang merintis terbentuknya Front Indonesia Muda Bandung ( FIM-B) bersama jaringannya dari kampus Ikopin, Uninus dan IAIN SGD. KA - Unpad juga membentuk sebuah Biro Advokasi Rakyat yang berfungsi melakukan kerja - kerja advokasi dan pengorganisasian rakyat. Biro ini dalam perjalannya kemudian diotonomkan menjadi Badan Advokasi Rakyat (BAR).
Menjelang peristiwa Mei 98, tepatnya 14 Februauri 1998, salah satu anggota KA Unpad yakni Juandi Rewang ditangkap polisi karena membawa stiker anti soeharto. Peristiwa ini memicu merebaknya gerakan solidaritas anti soeharto di Universitas Padjadjaran.

    Forum Mahasiswa Bandung (FMB)

Jakarta

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    GMKI - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
    HIKMAHBUDHI - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia [1]
    Presidium BEM Se-Trisakti - BEM Universitas Trisakti dan Sekolah Tinggi
    LMND - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi [2]
    FKSMJ - Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta
    Forkot / Forum Kota - Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek [3]
    Famred - Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi dan Demokrasi
    Front Nasional [4]
    Front Jakarta
    KamTri - Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti
    FORMASI (FORUM MAHASISWA ISLAM INDONESIA)
    BEM IKIP Jakarta
    KAMMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
    [(GMKKB)] - Gerakan Mahasiswa Keadilan dan Kebangkitan Bangsa (Ade Au)
    HMI - Himpunan Mahasiswa Islam
    KB UI - Keluarga Besar Mahasiswa UI
    KB UPN - Keluarga Besar Mahasiswa UPN (Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta)
    KM.Jaya Baya - Komunitas Mahasiswa Jayabaya
    FAM UI - Front Aksi Mahasiswa UI
    Komrad - Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi
    Gempur - Gerakan Mahasiswa untuk Perubahan
    Forum Bersama / Forbes
    Jaringan Kota / Jarkot [5]
    LS-ADI Jakarta - Lingkar Studi-Aksi untuk Demokrasi Indonesia
    HMR - Himpunan Mahasiswa Revolusioner
    KAM - JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa Jakarta
    POSKO C - Posko Cimanggis Jayabaya
    JAM J - Jaringan Aksi Mahasiswa , Jakarta
    DKM - Dewan Kaum Muda dan Mahasiswa Jakarta - Jakarta
    FIMA- Forum Independen Mahasiswa Gunadarma-Kelapa Dua Depok
    GENERASI 98'-[http;//resimenmahasiswapembelarakyat.blogspot.com/]
    GMNI - GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA - PRESIDIUM GMNI
    IMM – IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
    [(AMMI)] - Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Independen -Jakarta Kordinator Ade Adriansyah Utama (Universitas Nasional)

dan masih banyak lagi yang belum disebutkan.
 Tangerang

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    LASKAR ITI - Front Perjuangan Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia
    FORMASI (FORUM MAHASISWA INDONESIA)
    ALIANSI MAJASISWA JAKARTA
    KAMMI (KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA)
    PMKRI (PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA)

 Bogor

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    KBM-IPB - Keluarga Besar Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor
    GEMA IPB - Gerakan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor
    SI - Solidaritas Indonesia (Universitas Pakuan Bogor)
    SMI - Solidaritas Mahasiswa Indonesia (Univ. Pakuan Bogor)
    FPPHR - Front Pembela Penegak Hak-hak Rakyat (Univ. Pakuan Bogor)

Yogyakarta

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    SMKR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Kedaulatan Rakyat
    KPRP - Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan
    FKMY - Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta
    PPPY - Persatuan Perjuangan Pemuda Yogyakarta
    FAMPERA - Front Aksi Mahasiswa Peduli Rakyat
    LMMY - Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta
    GMKI - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
    DEMA - Dewan Mahasiswa UGM
    SPPR - Solidaritas Pemuda untuk Perjuangan Rakyat
    KeMPeD- Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi
    AMUKRA - Aliansi Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat - UPN "Veteran"

Solo

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    SMPR - Solidaritas Mahasiwa Peduli Rakyat - berbasis di Universitas Sebelas Maret (UNS)
    SMPTA - Solidaritas Mahasiswa Peduli Tanah Air

Bali

    Posperra - Posko Perjuangan Rakyat [6]
    Frontier - Front Demokrasi Perjuangan Rakyat

 Purwokerto

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    FAMPR - Forum Aksi Mahasiswa Purwokerto untuk Reformasi
    FKPMMB - Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Muhammadiyah Purwokerto

 Surabaya

    GMKI - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    AbrI - Aksi bersama rakyat Indonesia
    APR - Arek Pro Reformasi
    ASPR - Arek Surabaya Pro Reformasi
    FORMAD - Forum Madani
    FPM - Front Perjuangan Mahasiswa
    KAMI - Komite Aksi Mahasiswa ITS
    KAMUS-PR- Kesatuan Aksi Mahasiswa Untag Surabaya Pro Rakyat

Malang

    PMII - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
    FKMM - Forum Komunikasi Mahasiswa Malang
    Forstep forum studi ekonomi politik
    HIKMAHBUDHI - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia

Makassar

    KONTRA- Komunitas Pelataran Kerakyatan Unhas
    GMKI - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia


Motivasi menulis dan menjadi penulis



Menulis, sebuah perbuatan sederhana yang biasa dilakukan banyak orang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, karyawan atau siapapun. Menulis adalah sebuah cara untuk mendokumentasikan segala pikiran, pengalaman dan imajinasi seseorang ke dalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan kegiatan mengabadikan setiap hal yang dapat bersumber dari melihat, membaca, mendengar atau melakukan sendiri kegiatan dalam kehidupan yang dialami sehari-hari.
Menulis adalah mengabadikan. “Tradisi lisan mudah hilang dalam ingatan, sebaliknya tulisan akan selalu abadi sepanjang zaman”. (pepatah)
Menulis adalah anugerah, Seperti yang dikatakan penulis, Habiburrahman El Shirazy dalam salah satu novelnya.
Saya merasa bahwa Allah begitu menyayangi dan mencintai saya dengan segala anugerah yang telah diberikan kepada saya. Di antara anugerah yang membuat saya merasa begitu disayang Allah adalah anugerah suka membaca dan menulis”.
Menulis sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Baik itu menulis ilmu pengetahuan, catatan, tugas-tugas, karya tulis ataupun menuliskan kehidupan pribadi. Menulis memiliki tingkat kesulitan yang berbeda sesuai dengan jenis tulisannya. Menulis cerpen tentu tidak sama dengan menulis makalah. Demikian juga dengan menulis artikel yang berbeda dengan menulis novel. Oleh karena itu menulis amat penting untuk dipelajari dan dipraktekkan.
Memulai menulis.
Sebelum memulai menulis, terlebih dahulu diawali dengan menentukan jenis tulisan yang akan dibuat. Apakah akan menulis artikel, cerpen, essai, buku atau apapun. Tingkat kesulitannya tergantung pada jenis tulisan tersebut. Dan juga membutuhkan bahan atau referensi untuk membuat tulisan itu. Itu bisa didapat dengan membaca tulisan-tulisan lain yang berkaitan.
Dengan membaca, seseorang akan lebih banyak mengenal tentang jenis tulisan dan mengetahui aturan-aturan dalam penulisannya. Dengan membaca juga dapat mengetahui langsung contoh dari tulisan yang berkaitan dan memahami isi tulisan tersebut.
Sebelum menulis, ada baiknya membaca beberapa tulisan atau buku-buku yang terkait. Dapat dimulai dengan membaca sesuatu yang mudah dimengerti dan sesuaikan dengan jenis tulisan apa yang ingin dibuat. Itu akan memudahkan dalam memulai praktek menulis.
“Penulis yang baik adalah pembaca yang baik”.
Membaca saja belum cukup untuk mulai menulis. Selain membutuhkan referensi untuk membuat tulisan, juga harus memiliki keinginan kuat dan motivasi untuk memulai menulis. Tanpa keinginan dan motivasi yang kuat, akan terasa sulit dan cenderung membuat tulisan yang seadanya atau ala kadarnya bahkan tak ada kemauan menulis sama sekali. Motivasi itu bisa berasal dari dalam diri sendiri atau dari luar. Misalnya memiliki keinginan menjadi penulis atau motivasi dari penulis yang lebih berpengalaman dalam bidang tulis-menulis dan dari tulisan lain seperti buku dan sebagainya.
Motivasi menulis yang berasal dari dalam diri sendiri.
“…aku suka menulis, banyak hal yang terlampau menarik dan luar biasa dalam hatiku, akan aku tumpahkan lewat tulisan. Kertas memiliki kesabaran yang lebih ketimbang manusia. Saat aku menulis, aku dapat meluruhkan seluruh deritaku. Ketakutanku lenyap, gairah hidupku bangkit kembali! ….. aku berharap, semoga bisa, oh, aku sangat berharap, hanya dengan menulis aku dapat merekam segalanya, seluruh pikiran, ide dan fantasiku”. (Anne Frank)
Seseorang dapat memotivasi dirinya sendiri untuk menulis. Seperti kata seorang gadis kecil bernama anne frank dalam catatannya. Ia mempunyai motivasi dalam dirinya bahwa dengan menulis, ia dapat menumpahkan segala hal yang menarik dan luar biasa dalam hatinya lewat tulisan. Dengan menulis, memiliki motivasi bahwa dengan menulis seluruh deritanya luruh, ketakutannya lenyap dan gairah hidupnya bangkit kembali. ia juga dapat merekam segalanya, seluruh pikiran, ide dan fantasinya lewat tulisan.
Atau motivasi lain, seperti memiliki minat dan keinginan yang kuat untuk menulis, mempunyai kecintaan dan semangat yang tinggi dalam, memiliki cita-cita untuk berkarya dalam bidang tulis-menulis atau berkeyakinan untuk menjadi seorang penulis. Motivasi dari dalam diri penting untuk dimiliki karena kemauan dan minat yang kuatlah yang dapat mendorong seseorang untuk mengawali kegiatan menulis. Dorongan dari dalam diri sendirilah yang menjadikan seseorang memiliki hasrat dan minat yang tinggi dalam menulis.
Motivasi menulis yang berasal dari luar
Biasanya berupa nasehat atau kata-kata dari penulis senior atau orang yang lebih berpengalaman yang dapat memacu diri untuk menulis. Dukungan dari orang lain akan sangat bermanfaat untuk memotivasi seseorang agar dapat memulai menulis. Motivasi itu juga bisa berasal dari hasil membaca buku, novel, atau tulisan lain.
Motivasi dari luar akan meningkatkan semangat dan memberikan dorongan untuk langsung memulai praktek menulis. Tanpa memulainya langsung, Menulis hanya sebatas teori yang dipelajari dan hanya ada dalam pikiran atau ide saja.
“Kalau berbulan-bulan kita pelajari teori berenang tanpa pernah menyentuh air, maka percayalah kita tidak akan pernah bisa berenang. Sebaliknya kalau kita dilempar ke dalam kolam renang dua atau tiga kali, besar kemungkinan kita akan otomatis menguasai teknik keseimbangan tubuh yang merupakan kunci utama ilmu renang. Demikian juga dengan ilmu menulis. kita harus akrab dengan buku dan alat tulis yang memang dikhususkan untuk menulis dan sering-seringlah berlatih dalam membuat tulisan”.
Setelah kita memiliki keinginan dan minat yang kuat dari dalam diri atau sudah mendapatkan motivasi untuk menulis dari luar dan sudah membaca referensi untuk tulisan yang akan kita buat. Tinggal memulai mencoba praktek menulis. Dapat dimulai dengan  membuat tulisan yang ringan dan tidak terlalu sulit.
Adanya kemauan dalam diri untuk memulai menulis, berlatih memperbaiki kekurangan dan terus belajar dengan membaca karya-karya tulis lain akan membantu meningkatkan kemampuan menulis, menambah wawasan mengenai dunia tulis-menulis dan melatih membuat tulisan dengan baik dan benar.
Dengan memulai praktek menulis, seseorang berlatih untuk mengatasi kendala dan kesulitannya serta melatih kreativitas dan kesabaran dalam menulis. Juga membiasakan diri dengan bidang penulisan yang ditekuninya. Dengan menulis juga dapat terus berkreasi, berimajinasi dan mengembangkan isi tulisan sambil memperbaiki kekurangannya.
Kesimpulannya, untuk memulai menulis dapat diawali dengan menentukan jenis tulisan yang akan dibuat. Untuk belajar, dapat memulai tulisan dengan tingkat kesulitan dan membaca beberapa tulisan yang berkaitan sebagai referensi atau bahan  dalam membuat tulisan. Setelah menentukan jenis tulisan dan membaca tulisan lain, selanjutnya perlu adanya motivasi yang dapat mendorong untuk memulai praktek menulis.
Adanya kemauan dan dorongan berupa motivasi, akan dapat memudahkan dalam memulai menulis. Motivasi penting dimiliki untuk mendorong dan memberikan dukungan untuk membuat tulisan. Tanpa adanya motivasi yang kuat, seseorang tidak akan mempunyai kemauan dan minat dalam menulis.
Dalam menulis juga harus memiliki tujuan yang jelas, tujuan bisa bermacam-macam misalnya untuk belajar membuat tulisan, untuk menghasilkan karya (buku, novel dll), untuk berbagi ilmu dan pengalaman atau untuk mengembangkan karier hingga mendapatkan penghasilan. Tetapi tidak menjadikan tujuan sebagai pencapaian akhir. Jadikan tujuan sebagai proses.
Pertahanan terbaik adalah menyerang, motivasi terbaik adalah keyakinan dalam diri bahwa kita bisa!
Menulislah, Berkaryalah!
 

Blogger news

Blogroll